Fikir

BIASAKAN YANG BETUL, BETULKAN YANG BIASA
Video Pasif Affiliate

Jumaat, 11 Mac 2011

KERANA CARI MAKAN

...........Syaitan masuk ke dalam segala pintu menurut tingkat orang yang dimasuki. Dan kebanyakannya ialah kerana mencari makanan pengisi perut, Paling akhir syaitan berusaha supaya orang mengatakan terhadap Allah apa yang tidak mereka ketahui. Kalau orang yang dia sesatkan sampai tidak mengakui lagi adanya Allah, kerana telah mabuk dengan maksiat syaitan pun dapat menyeludup ke dalam suasana keagamaan, sehingga lama-kelamaan orang berani menambah agama, mengatakan peraturan Allah padahal bukan dari Allah. Mengatakan agama, padahal bukan agama. Lama-lama orangpun telah merasa itulah dia agama. Asalnya soal makanan juga.


 Satu misal; baru saja orang mati, orang di dalam rumah keluarganya telah repot. Bukan repot hendak segera menguburkan si mati, tetapi berbelanja ke pasar, membeli sayur-mayur, membeli lada garam, mencari kambing yang agak besar, bahkan kadang-kadang lembu atau kerbau untuk makan besar. Kata guru yang ada di kampung itu wajiblah si mati sebelum diangkat ke kubur didoakan terlebih dahulu, agar selamat dia pulang ke akhirat. Untuk berdoa mereka itu makan besar sebelum berangkat, atau makan besar pulang dari kubur.
          Apakah ini dari agama ?


Terang-terang Hadis menerangkan bahawa perbuatan ini adalah haram, sama dengan meratap. Tetapi kalau di kampung itu juga ada orang kematian tidak mengadakan jamuan makan besar itu dituduhlah dia menyalahi peraturan agama. Dikatakan orng yang telah mati itu tidak diselamatkan, sebagai mati anjing saja.

 Kemudian tidaklah putus makan-makan itu di hari ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, hari memarit (menembok) kubur, hari keempatpuluh setelah matinya, hari keseratus dan hari penutup hari yang keseribu.


 Dan ketika jenazah masih terbujur tadi juga, seketika orang di dekat jenazah orang memperkatakan berapa tahun si mati meninggalkan shalat. Shalat yang dia tinggalkan selama hidup itu bisa dibayar fidyahnya kepada "pengurus-pengurus agama" yang hadir ketika itu. Kadang-kadang terjadi tawar menawar.


 Sejak bila mereka menerima perwakilan Allah buat menerima beras yang dinamai fidyah itu? Padahal tidaklah masuk akal bahawa shalat sebagai tiang agama dapat dibayar dengan beras, dengan tawar-menawar. Bukan saja tidak masuk akal, tetapi tidak ada samasekali dalam syara'. Demikianlah pintarnya syaitan, sehingga kalau ada orang yang berani menegur, mereka yang menegur itulah yang akan dituduh kaum muda yang mengobah-obah agama dan membongkar-bongkar masalah khilafiah.


Belum cukup hingga itu saja; seketika jenazah itu telah diantar bersama-sama ke kubur, orang membaca salawat atau bacaan-bacaan yang lain, dengan suara yang keras mengiringi jenazah itu, di hadapan terbanglah payung, disamping itu ada pula pedupaan yang asap kemenyan menjulang ke langit. Padahal semuanya itu bukan agama. Tetapi siapa yang menegur akan disalahkan mengubah-ubah agama.


 Belum cukup hingga itu saja, sesampai di kubur terjadilah apa yang dinamai talqin mayat. Tentang talqin itu sendiri memang ada khilafiyahnya. Tetapi dibeberapa tempat telah membawa bahaya besar jika hal itu dibuka-buka. Sebab ada orang yang mengharapkan makan dan pakaian dari talqin itu. Di dekat kuburan setelah kubur itu ditimbun dibentangkanlah kasur kecil, beralaskan tikar indah. Di situ duduk tukang membaca talqin dan membacakannya dengan suara yang merdu. Disediakan pula satu cerek yang mahal untuk menyiram kubur kelaknya, dan disediakan pula sehelai kain sarung untuk dipakai tukang talqin seketika membacakanya. Sehabis upacara talqin itu semua barang tadi adalah untuk si pembaca talqin. Dan atas rayuan syaitan orang berkeras mengatakan bahawa itu adalah agama. Siapa yang tidak mengatakan dari agama, dia akan dituduh memecah persatuan !


 Bukan itu saja. Bahkan pada kubur-kubur orang yang dianggap keramat, kubur ulama atau kuburan keturunan Saiyid yang tertentu diadakan haul sekali setahun; makan besar di sana sambil membaca berbagai bacaan. Rakyat yang awam dikerahkan menyediakan makanan, bergotong-royong menyediakan segala perbekalan. Kalau kita katakan ini bukanlah agama, ini adalah menambah-nambah agama dan mengatakan   atas Allah barang yang tidak diketahui, maka kitalah yang akan dituduh merusak agama.


Bukan itu saja, malahan ada orang yang digajikan buat membaca Surat Yasin di atas kubur tiap-tiap pagi hari Jum'at. Kalau kita katakan bahwa ini bukan agama, akan mendapatlah kita tuduahan merusak agama.


 Inilah beberapa contoh kita kemukan bahwa penambahan terhadap agama, yang kadang-kadang dimasukkan oleh syaitan kerapkali rapat hubungannya dengan soal makan!.


 Penulis "Tafsir" ini pernah berpengalaman; pada satu kota besar di Indonesia ini meninggal dunia seorang sahabat penulis. Maka pergilah saya ta'zih dan akan mengiringkan jenazah bersama-sama ke kuburan. Ketika akan menyembahyangkan mayat, saya pun segera mengambil wudhu' hendak turut menyembahyangkan.Tiba-tiba tangan saya ditarik oleh seorang teman seraya katanya: "Saudara tak usah ikut menyembahyangkan. Kerana sudah disediakan orang-orang yang menyembahyangkan."


 Kemudian fahamlah saya bahwa teman itu memandang tidak layak saya turut  menyembahyangkan. Sebab sudah teradat bahwa yang menyembahyangkan itu kelak akan diberi sedekah  kain, uang, beras dan lain-lain.


 Hal-hal yang diterangkan diatas adalah nasib dari orang yang telah memperturutkan langkah-langkah syaitan yang asalnya daripada makanan, sehingga agama pun telah dikorupsikan...........




dipetik dari Tafsir  Al-Azhar (halaman 377-379) oleh Prof. Dr. Hamka , edisi lux Pustaka Nasional Pte Ltd Singapura.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...